Blog Archives

Tradisi Yang Hilang

Beberapa dekade yg silam,umat Islam memiliki tradisi Qur’an Itulah harta yg tak ternilai, yaitu sebuah tradisi yg indah,Dimulai diwaktu magrhib dimana anak2,orangtua,para pemuda shalat berjamaah,mengaji dimasjid, suaranya terdengar mengalun mengisi heningnya malam2,Qur’an sbg cahaya,walaupun penerapannya blm menyeluruh, namun sbagian keberkahan-Nya bs menerangi kegelapan.

Kegiatan yg diakhiri Isya berjamaah di masjid, Rahmat-Nya pun terasa turun diberbagai penjuru Tanah air di masa itu. Dahulu sangat langka manusia2 di masyarakat yg sakit jiwa, Qur’an menjaga dada2 mereka, diseluruh tanah air saat itu hampir tiada berita anak membunuh orang tuanya, aborsi, frustasi dsb.Dan kini masa itu, tinggal cerita,perlahan Qur’an ditinggalkan, diacuhkan dan tergantikan dgn kegiatan2 yg melalaikan, padahal itulah tradisi kita, tradisi Islam, Tradisi Shalihin,Nabi2 dan Rosul

Dzikir Membaca Al Qur’an, yang membuat Allah bangga didepan para Malaikat-Nya, Itu identitas kita sbg Umat Rosulullah SAW. Masihkah hati kita cinta dgn Al Qur’an yang diperjuangkan oleh Nabi Muhammad SAW dibawah tetesan darah dan air matanya beliau?. Masihkah ada cinta Allah dan Rosul-Nya dihati?,Lalu diManakah kecemburuan itu?.

Jangan kita biarkan tradisi Qur’an lenyap, jangan kita biarkan tradisi itu di rampas oleh siapapun dan oleh apapun, Allahuakbar, tegakah kita membiarkan tradisi Qur’an yg indah ini diambil alih oleh tontonan2 yg jauh dr tuntunan?, sampai hatikah kita melihat harta yg sangat berharga itu lenyap ditengah2 umat Islam, yaitu bersama membaca Al Qur’an dmasjid2,setiap hari. Kitalah pembela2 Agama Allah, marilah kita mulai hidupkan tradisi Qur’an, sepenuh hati. Jika benar dihati ini msh ada cinta Qur’an, mari tebarkan tradisi dan pesan ini {Satu Hari Satu Ayat}

Al qur`an Tidak Lagi Menarik Buat Kita?

Saya ceritakan sepenggal kisah tentang ‘Umar untuk mengukur diri saya dan diri Jamaah sekalian akan al Qur’an. Seberapa al Qur’an sudah menggetarkan hati kita? Sudah seberapa al Qur’an mengantarkan kita untuk menjadi pejuang Islam sejati? Seberapa al Qur’an membuat kita menjadi orang2 yang takut tunduk dan patuh terhadap Allah, dan cinta kepada Rasulullah? Jangan-jangan, al Qur’annya sendiri sudah jauh dari kehidupan qt. Al Qur’an tidak lagi qt baca. Kecuali sedang susah, sedang diliputi kesedihan, hidup dalam keadaan masalah, atau…

Sbb datangnya bulan suci Ramadhan. Ada lagi sebahagian kita yang memegang al Qur’an hanya sekian kali dalam hidupnya. Salah satunya, adlh ketika al Qur’an mnjadi mahar dalam perkawinannya. Masya Allah, astaghfirullah. Jamaah yang dirahmati Allah. Cobalah koreksi lagi bgm sikap qt terhadap al Qur’an? Apakah ia senantiasa dibaca, dihafal, dan diamalkan sedikit demi sedikit? Apakah al Qur’an sdh kita muliakan sbagaimana mestinya? Subhaanallaah, saya mlihat, dalam keseharian qt, bnyk yang menyepelekan al Qur’an. Al Qur’an ditaroh di atas kulkas.

Ada yang menaruh di atas TV, sementara TV itu menyiarkan tayangan-tanyangan yang mempersekutukan Allah, dan seks bebas. Ada yang menaruh di bawah komik Harry Potter! Seakan lbh mulia tuh novel ketimbang al Qur’an. Ada yang sdh lusuh. Bkn lusuh sbb dibaca. tapi lusuh sebab ga pernah dibrsihkan dan diurus.

Ya Allah, ampunilah kami-kami ini yang sdh menghinakan al Qur’an tanpa sengaja.

Jamaah yang dirahmati Allah, mari sama mendekatkan diri lagi kepada al Qur’an.

Mulailah memuliakan al Qur’an. Dan bacalah, hingga ia memenuhi hati….

Saya juga kayanya termasuk orang yg belum memuliakan alqur’an tapi ayo deh kita bareng belajar muliain alqur’an sebab klo ga kita sapa lagi cuy… minimal baca “satu hari satu ayat” semoga kita semua bisa, amin…

Fenomena Awan Aneh DI Cimahi

Pagi-pagi dari rumah tadi ga sempet sarapan sampe kantor belok dulu deh ke kantin nyari cemilan buat nahan perut sampe nanti jam istirahat, balik dari kantin sebelah timur kantor ada penampakan awan yg aneh sih menurut saya mau disebut bekas kapal jet masa iya cuma sepotong  trus bagian bawahnya itu spiral aneh??? ini photo-photonya cekidot apa pendapat anda ?? silahkan coment aja ok..

“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih…..”

(Qs An nuur: 43)

Bangsa Musnah (KAUM NABI LUTH 1)

Kaum Luth-pun telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya) Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur,Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu.

(QS Al Qamar 33-36 )

 

Nabi Luth hidup satu masa dengan Ibrahim. Luth diutus sebagai seorang pembawa risalah kepada salah satu kelompok masyarakat yang hidup berdekatan dengan kaum Nabi Ibrahim. Kaum ini, sebagaimana diriwayatkan dalam Al Qur’an mengerjakan perbuatan yang menyimpang yang kemudian dikenal luas sebagai perilaku sodomi. Dikala Luth menyerukan kepada mereka untuk menghentikan penyimpangan tersebut diserukan kepada mereka peringatan dari Allah, maka mereka mengingkarinya, menolak kenabian Lut dan meneruskan penyimpangan perilaku mereka. Pada akhirnya kaum ini dihancurkan/dilulhlantakkan dengan bencana yang mengerikan.
Kota dimana dahulu Nabi Luth berdiam, dalam Perjanjian Lama dihubungkan dengan kota Sodom, Berada disebelah Utara laut Merah, masyarakat ini diketahui telah dihancurkan sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an. Penelitian arkeologis mengungkapkan bahwa kota tersebut berada diwilayah Laut Mati yang terbentang memanjang diantara perbatasan Israel- Jordania.

Sebelum mencermati sisa-sisa dari bencana ini, marilah kita lihat mengapa kaum Luth dihukum dengan cara seperti ini. Al Qur’an menceritakan bagaimana Luth memperingatkan kaumnya dan apa jawab mereka :

” Kaum Luth telah mendustakan rasul-nya, ketika saudara mereka Luth, berkata kepada mereka ” Mengapa kamu tiidak bertaqwa?”. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan ( yang diutus ) kepadamu, maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki diantara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka menjawab ” Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang yang diusir”. Luth berkata ” Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu “. ( QS Asy-Syu”ara” 160-168 ).

Kaum Nabi Lut justeru mengancamnya sebagai jawaban atas ajakannya ke jalan yang benar. Kaumnya membenci Luth karena menunjukkan mereka ke jalan yang benar, dan membuang/menyingkirkkannya dan orang-orang yang beriman kepadanya. Dalam ayat lain, kejadian ini dikisahkan sebagai berikut :

” Dan ( Kami juga telah mengutus ) Luth ( kepada kaumnya ). (Ingatlah ) tatkala dia berkata kepada mereka :” Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (didunia ini) sebelummu?”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu ( kepada mereka), bukanka kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan :” Usirlah merkea ( Lut dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri .”(QS Al A’raaf 80-82).

Luth menyeru kaumnya kepada sebuah kebenaran yang begitu nyara dan memperingatkan mereka dengan tegas, namun kaumnya sama sekali tidak mengindahkan berbagai peringatan dan bahkan meneruskan penolakannya terhadap Luth dan mengingkari azab yang telah dikatakan kepada mereka :

” Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya :”Sesungguhnnyya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang sebelumnya belum pernah dikerjaka oleh seorangpun dari umat-umat seblum kamu”. Apakah sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki,menyamun dan mengerjakan kemungkaran ditempat-tempat pertemuannmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan : ” Datangkanlah kepada kami azab Allh, jika kamu termasuk orang-oranng yang benar”.( QS Al Ankabut 28-29).

Menerima jawaban seperti tersebut diatas dari kaumnya Luth meminta pertolongan kepada Allah : ” Ia berkata : Ya Tuhanku, tolonglah aku ( dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu ” (QS Al-Ankabut 30)”.

” Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari ( akibat) perbuatan yang mereka kerjakan” ( QS Asy Syu’ara’169).

Atas doa Luth tersebut, Allah mengrimkan dua malaikat yang menjelma dalam wujud manusia. Para malaikat ini mengunjungi Ibrahim sebelum mendatangi Luth, membawa kabar gembira kepada Ibrahim bahwa isterinya akan melahirkan seorang jabang bayi, malaikat pembawa pesan menerangkan alasan pengiriman mereka; bahwa kaum Luth yang angkara akan dihancurkan :
“Ibrahim bertanya; ‘Apakah urusanmu hai para utusan?’. Mereka menjawab;”Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereja batu-batu dari tanah yang (batu belerang), yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk ( membinasakan ) orang-orang yang melampaui batas. ( QS Adz -Dzaariyaat: 31-34).

“Kecuali Lut beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanyua, kecuali istrinya, Kami telah telah menentukan bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya )”. ( QS Al Hijr 59-60).

Setelah meningalkan Ibrahim, para malaikat yang dikirim sebagai utusan pembawa pesan, kemudian mendatangi Luth. Adapun Luth yang belum pernah ditemui sang pembawa pesan, pada waktu pertama kalinya merasa khawatir namun selanjutnya merasa tenang setelah berbicara dengan mereka ;

Ia berkata:” Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal”. Para utusan menjawab :” Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan “. Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang yang benar. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu”. Dan Kami telah wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis diwaktu subuh. ( QS Al Hijr 62-66).

Sementara itu, kaum Lut telah mengetahui bahwa Luth kedatangnan tamu. Mereka tidak ragu-ragu untuk menadatangi tamu-tamu tersebut secara menentang sebagaimana mereka sebelumnya telah mendatangi tamu yang lain. Mereka mengepung rumah Luth. Merasa khawatir atas keselamatan tamunya, Luth berbicara kepada kaumnya :

” Luth berkata : ” Sesungguhnyua mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu ( kepadaku ), dan bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina”. ( QS Al Hijr 68-69)

Kaum Lut menjawab dengan pedas ;

Mereka berkata :” Dan bukankah kami telah melarangmu dari ( melindungi) manusia”. Merasa bahwa Ia dan tamunya akan mendapatkan perlakuan yang keji, Lut berkata : ” Seandainya aku ada mempunyai kekuatan ( untuk menolakmu ) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat ( tentu akan aku lakukan ) (QS Al Hud 80 ). Tamunya mengingatkannya bahwa sesungguhnya mereka adalah pembawa pesan dari Alllah dan mereka berkata ;” Para utusan (malaikat ) berkata : ” hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun diantara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatihnya azab kepada mereka ialah diwakti subuh; bukankah subuh itu sudah dekat ?”. ( QS Hud 81).

Ketika penentangan warga kota mencapai tingkat kebencian yang memuncak, Allah menyelamatkan Lut dengan perantaraan malaikat. Di pagi hari, kaumnya dihancurleburkan dengan bencana yang sebelumnya telah diberitahukan oleh Luth.

” Dan sesunguhnya mereka telah membujuknya ( agar menyerahkan ) tamunya (kepada mereka ), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal ( QS Al-Qamar 37-38).

Ayat yang menerangkan pengnhancuran dari kaum ini adalah sebagai berikut :

” Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik kebawah dan Kami hujani mereja dengan batu belerang yang keras . Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda ( kebesaran Kami ) bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak dijalan yang masih tetap ( dilalui manusia). ( QS Al Hijr 73-76).

” Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri Kaum Luth itu yang atas ke bawah ( Kami balikkan ), dan Kami hujani mereka dengan (batu belerang ) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. (QS Hud 82-83).

” Kemudian Kami binasakan yang lain, Dan Kami hujani mereka dengan hujan ( batu belerang) maka amat kejamlah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman, Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. ( QS Asy Syu’araa: 172-175).

Ketika kaum tersebut dihancurkan, hanya Lut dan pengikutnya yang hanya berjumlah tidak lebih dari “sebuah keluarga”. Adapaun istri Luth sendiri yang juga tidak percaya ,ia juga dihancurkan.

” Dan ( Kami juga yang telah mengutus ) Luth ( kepada kaumnya), (Ingatlah) tatkala dia bnerkata kepada mereka :” Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun ( didunia ini ) sebelumnya?’. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu ( kepada mereka ), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan :” Usirlah mereka ( Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri”. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan ). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu belerang), maka perhatikanlahbagaimana kesudahan orang-orang yang memperturutkan dirinya dengan dosa dan kejahaan itu.( QS Al-Araf: 80-84).

Demikianlah maka, Nabi Luth diselamatkan bersama dengan para pengikut dan keluarganya, namun tidak demikian halnya dengan istrinya. Sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Lama, ia (Luth) berindah dan menetap bersama Ibrahim. Adapun terhadap kaum yang sesat mereka dihancurkan dan tempat tinggal mereka diratakan dengan tanah. bersambung…

{harun yahya}

Akhir Hidup si Pencari Tuhan

asepsetiawan.com

Abdul Wahid bin Zaid berkata, “Ketika itu kami naik perahu, angin kencang berhembus menerpa
perahu kami, sehingga kami terdampar di suatu pulau. Kami turun ke pulau itu dan mendapati
seorang laki-laki sedang menyembah patung.”
Kami berkata kepadanya, “Di antara kami, para penumpang perahu ini tidak ada yang melakukan
seperti yang kamu perbuat.”
Dia bertanya, “Kalau demikian, apa yang kalian sembah?”
Kami menjawab, “Kami menyembah Allah.”
Dia bertanya, “Siapakah Allah?”
Kami menjawab, “Zat yang memiliki istana di langit dan kekuasaan di muka bumi.”
Dia bertanya, “Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?”
Kami jawab, “Zat tersebut mengutus seorang rasul kepada kami dengan membawa mukjizat yang
jelas, maka rasul itulah yang menerangkan kepada kami mengenai hal itu.”
Dia bertanya, “Apa yang dilakukan oleh rasul kalian?”
Kami menjawab, “Ketika beliau telah tuntas menyampaikan risalah-Nya, Allah SWT mencabut
rohnya, kini utusan itu telah meninggal.”
Dia bertanya, “Apakah dia tidak meninggalkan sesuatu tanda kepada kalian?”
Kami menjawab, “Dia meninggalkan kitabullah untuk kami.”
Dia berkata, “Coba kalian perlihatkan kitab suci itu kepadaku!”
Kemudian, kami memberikan mushaf Qur’an kepadanya.
Dia berkata, “Alangkah bagusnya bacaan yang terdapat di dalam mushaf itu.”
Lalu, kami membacakan beberapa ayat untuknya. Tiba-tiba ia menangis, dan berkata, “Tidak pantas Zat yang memiliki firman ini didurhakai.” Maka, kemudian ia memeluk Islam dan menjadi seorang
muslim yang baik. Selanjutnya, dia meminta kami agar diizinkan ikut serta dalam perahu. Kami pun menyetujuinya, lalu kami mengajarkan beberapa surah Alquran. Ketika malam tiba, sementara kami semua tidur,
tiba-tiba dia bertanya, “Wahai kalian, apakah Zat yang kalian beri tahukan kepadaku itu juga tidur?” Kami menjawab, “Dia hidup terus, Maha Mengawasi dan tidak pernah mengantuk atau tidur.”
Dia berkata, “Ketahuilah, adalah termasuk akhlak yang tercela bilamana seorang hamba tidur nyenyak di hadapan tuannya.” Dia lalu melompat, berdiri untuk mengerjakan salat. Demikianlah, kemudian ia qiamullail (shalat malam) sambil menangis hingga datang waktu subuh. Ketika sampai di suatu daerah, aku berkata kepada kawanku, “Laki-laki ini orang asing, dia baru
saja memeluk Islam, sangat pantas jika kita membantunya.” Mereka pun bersedia mengumpulkan beberapa barang untuk diberikan kepadanya, lalu kami menyerahkan bantuan itu kepadanya. Seketika saja ia bertanya, “Apa ini?” Kami jawab, “Sekadar infak, kami berikan kepadamu.”
Dia berkata, “Subhanallah, kalian telah menunjukkan kepadaku suatu jalan yang kalian sendiri belum mengerti. Selama ini aku hidup di suatu pulau yang dikelilingi lautan, aku menyembah zat lain, sekalipun demikian dia tidak pernah menyia-nyiakan aku … maka bagaimana mungkin dan apakah pantas Zat yang aku sembah sekarang ini, Zat Yang Maha Mencipta dan Zat Maha Memberi rezeki akan menelantarkan aku?” Setelah itu dia pergi meninggalkan kami. Beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa ia
dalam keadaan sakaratul maut. Kami segera menemuinya, dan ia sedang dalam detik-detik kematian. Setiba di sana aku ucapkan salam kepadanya, lalu bertanya, “Katakanlah, apa yang kamu inginkan?”
Dia menjawab, “Keinginanku adalah berupa sebuah doa, dan itupun telah lama terkabul yaitu saat kalian datang ke pulau itu, dimana ketika itu aku tidak mengerti kepada siapa aku harus menyembah.”
Kemudian, aku bersandar pada salah satu ujung kainnya untuk menenangkan hatinya, tiba-tiba saja aku tertidur. Dalam tidurku aku bermimpi melihat teman yang di atasnya terdapat kubah di sebuah kuburan seorang ahli ibadah. Di bawah kubah terdapat tempat tidur sedang di atasnya nampak
seorang gadis sangat cantik. Gadis itu berkata, “Demi Allah, segeralah mengurus jenazah itu, aku sangat rindu kepadanya.” Maka, aku terbangun dan aku dapati orang tersebut telah mati. Lalu aku memandikan dan kafani jenazah itu. Pada malam harinya, saat aku tidur, aku memimpikannya lagi. Aku lihat ia sangat bahagia, didampingi seorang gadis di atas tempat tidur di bawah kubah sambil menyenandungkan firman Allah, “(Sambil mengucapkan), ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum.’ Maka, alangkah baiknya
tempat kesudahan itu” (Ar-Ra’d: 24). (Al-Mawa’izh wal-Majalis, 40).

Sumber: 99 Kisah Orang Shalih, terjemahan dari kitab Mi’ah Qishshah min Qishashish, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab.

Kelinci Teman Ali

inggris-dasar.cc.cc

Ali dan keluarganya pergi ke desa di pagi hari pada hari minggu untuk piknik. Ibunya mengatur perlengkapan piknik di atas tanah.

Ibunya telah memenuhi keranjang dengan wortel, kesukaan Ali. Langsung saja, Ali duduk di bawah pohon. Dia membaca buku dan memakan wortel. Dia melihat seekor kelinci mendekati keranjang. Ali duduk perlahan, mencoba untuk tidak menakuti sang kelinci kecil.

“Kamu pasti lapar, kelinci kecil,” katanya.

“Memang benar. Aku sangat suka wortel,” sang kelinci setuju.

“Mari,” kata Ali: “Ayo makan wortel-wortel ini bersama-sama dan berbincang-bincang. Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan kepadamu…”

Sang kelinci mulai berbicara: Kami para kelinci tinggal di sarang yang disebut lubang kelinci, yang kami gali di bawah tanah. Dan wortel sangat cocok dengan kehidupan kami di bawah tanah karena mereka tumbuh di dalam tanah. Jadi kami dapat menemukannya dengan mudah. Wortel adalah makanan kesukaan kami, dan Allah telah menciptakan wortel sedemikian sehingga kami tidak kesulitan menemukannya. Karena Allah menghendaki seperti ini, kami tidak mempunyai masalah dalam mencari makanan. Ini adalah salh satu keajaiban ciptaan-Nya.”

Ali berpikir betapa Allah telah menciptakan segalanya dengan cara yang tepat untuk digunakan para hewan. Dia teringat akan jeruk yang dia makan di musim dingin. Dia mengagumi bagaimana jeruk itu dikupas dari kulitnya dalam bentuk terpotong-potong sehingga dia dapat dengan meudah memakannya. Apabila jeruk itu tercipta dalam bentuk yang berbeda, pikirnya, mungkin akan sulit dimakan. Jeruk mengandung banyak Vitamin C, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, dan Ali bersyukur kepada Allah Yang menciptakan jeruk dalam keadaan siap terpotong dan dikemas sedemikian rupa sehingga orang mudah memakannya. Dan, tentu saja, merupakan nikmat lainnya bahwa kita memiliki gigi untuk memakan jeruk. Allah juga memberikan kelinci gigi depan untuk memotong wortel dengannya.

“Baiklah,” kata Ali, “Kemampuan istimewa apa lagi yang telah diberikan Allah Yang Mahakuasa kepadamu?”

Sang kelinci menjawab: “Allah telah memberikan setiap makhluk kemampuan untuk mempermudah hidupnya. Ada banyak jenis kelinci dengan kemampuan yang berbeda-beda di dunia. Misalnya, kelinci yang tinggal di daerah dingin biasanya berbulu putih, supaya mereka sulit untuk dilihat dan dapat bersembunyi dengan mudah. Kelinci liar seperti aku memiliki kaki dan telinga yang lebih panjang. Kelinci yang tinggal di gurun pasir Amerika memiliki telinga yang besar. Telinga itu membantu kelinci untuk mendinginkan tubuh di panasnya gurun.”

Ali mengangguk: “Setiap orang tahu cerita mengenai kamu dan kura-kura. Kamu pelari yang cepat, bukan?”

“Ya,” sang kelinci mengangguk. “Kaki belakangku lebih panjang dan lebih kuat dari kaki depanku. Jadi aku dapat berlari secepat 40 sampai 45 mil per jam (60 km/jam dan 70 km/jam) dan terkadang melompat sejauh 20 kaki (6 meter) dalam sekali lompatan.”

“Jadi, bagaimana kamu menemukan rumah bawah tanahmu. Dan saat kamu tidak di sana, adakah kelinci lain yang menempatinya?” Ali ingin tahu.

“Beberapa binatang menandai rumah mereka dengan aroma bau,” teman barunya menjelaskan. “Misalnya, rusa kecil Afrika meninggalkan zat yang dihasilkan dari kelenjar di bawah mata mereka. Bau dari zat ini menandai wilayah tempat tinggal mereka. Kami mempunyai kelenjar di taring kami dan kami menandai rumah kami dengan bau dari kelenjar tersebut. Jadi kelinci lain tidak menempatinya dan kami dapat menemukan rumah kami dengan mudah. Tentu saja, ini bukanlah hal yang kami lakukan dengan sendirinya, namun melalui tuntunan Allah.”

“Apakah kamu mempunyai saudara laki-laki dan perempuan?” tanya Ali.

“Kami para kelinci berkembang biak dengan sangat cepat,” jawab temannya. “Induk kelinci hamil dalam waktu yang sangat singkat, sekitar 28-33 hari. Induk kelinci melahirkan bayi kelinci yang banyak dalam sekali waktu. Sebagai contohnya, aku mempunyai 15 saudara… kelinci muda tinggal bersama induknya dalam waktu sekitar satu bulan. Dan kelinci mempunyai sifat lain: kelinci dapat kawin 3-4 hari setelah dilahirkan.”

Pada saat itu, ayah Ali datang dan bergabung dalam percakapan mereka.

“Aku bahkan tidak mengetahu semua ini, kelinci kecil,” katanya: “Semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu. Betapa mengagumkannya Dia telah menciptakan seluruh jagat raya dan segalanya dan setiap makhluk di dalamnya. Dalam Al Qur’an Allah Yang Mahakuasa berfirman:

(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (QS. al-An’am, 6:102)

Dia telah memberikan kita semua nikmat yang kita miliki agar kita bersyukur kepada-Nya dan mendapat pertolongannya di kehidupan dunia ini di mana kita mengalami ujian yang mempersiapkan kita untuk kehidupan yang abadi. Kamu tahu bahwa Allah berfirman kepada kita dalam Al Qur’an bahwa dia telah menciptakan kita hanya untuk menyembah-Nya. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah bersyukur atas semua nikmat, mengatur kehidupan kitas sesuai dengan Al Qur’an dan hidup untuk Allah. Allah berfiman dalam Al Qur’an:

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. al-Kahfi, 18:28)

“Ayah,” tanya Ali: “Kalau ayah coba lihat ke sekiling kita dan memikirkannya, ada begitu banyak yang harus disyukuri, bukan? Pohon yang kita lihat setiap hari, burung yang terbang, kelinci kecil… kalau ayah melihat itu semua dengan seksama, ayah melihat rancangan sempurna pada setiap ciptaan tersebut. Dan hanya daya kreasi yang sempurna dari Allah Yang Mahakuasa yang dapat melakukannya, bukan? Bila tidak, bagaimana mungkin seekor kelinci menjadi cukup pintar untuk mendapatkan semua keterampilan ini dengan dirinya sendiri?”

“Kamu benar, Ali,” jawab sang kelinci: “Kalau Allah tidak memberikan kami semua kemampuan kami saat Dia menciptakan kami, tidak satupun dari kami memiliki kemampuan untuk mendapatkan itu semua dengan sendirinya.”

Ayah Ali menambahkan: “Ali, bagus sekali kita melakukan piknik ini. Awalnya kamu tidak mau pergi bersama kami, namun kemudian kamu berkenalan dengan kelinci kecil ini dan perbincangan kamu telah membuatmu memikirkan beberapa hal.”

“Ayah benar,” Ali setuju. “Perbincangan kita telah membantu aku untuk melihat Allah dalam setiap hal. Terima kasih, kelinci kecil, aku harus pergi dengan ayahku sekarang. Aku akan menanyakan ibuku apakah kami masih memiliki wortel lagi, bila iya, akan aku bawakan untukmu. Sampai jumpa lagi, selamat tinggal.”

“Terima kasih, Ali,” kata sang kelinci kecil. “Semoga Allah memberkatimu.”

Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini (QS. al-Jathiyya, 45:3-4)

(CERITA UNTUK ANAK CERDAS/Harun Yahya)

Menggapai Tujuan Hidup Bersama Al Qur’an

Firman Allah SWT: “Katakanlah (Muhammad) hai hamba-hamba-KU yang beriman (yakin & percaya pada-KU) bertaqwalah kamu kepada Rabbmu, (karena) bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan diberikan kebaikan (kesejahteraan) dan bumi Allah SWT itu amat luas, sesungguhnya hanya bagi orang-orang yang sabar sajalah mereka disempurnakan tanpa hisab.” (QS. 39. Az-Zumar: 10). Pada dasarnya tujuan hidup manusia adalah sama yaitu ingin memperoleh kebahagiaan/kesuksesan dunia dan akhirat, sementara kewajiban/tugas hidup manusia menurut Al-Qur’an adalah mengabdi/menyembah/tunduk patuh pada perintah-Nya.

Akan tetapi tidak sedikit manusia yang lupa akan tujuan hidupnya ini sehingga ia lupa pada hari akhiratnya yang merupakan bagian terpenting dari perjalanan hidupnya dan juga selalu lalai pada Allah SWT, acuh tak acuh dalam mentaati perintah-Nya. Padahal, sesungguhnya, secara logika tujuan hidup manusia itu hanya dapat tercapai jika manusia melaksanakan kewajibannya.Tulisan ini mencoba mengungkap cara-cara yang harus dilakukan seorang mukmin agar tujuan hidup mereka untuk bahagia/sukses di dunia dan akhirat dapat terealisasi melalui pendekatan Al-Qur’an (wahyu) dan sejarah orang-orang terdahulu.

Menggapai Tujuan Hidup (Perspektif Al-Qur’an)
Logika sederhananya yang mudah dipahami, jika kita ingin disayang orang tua kita, diberi apa saja yang diminta dalam hal-hal yang wajar dalam pandangannya, dikasihi, disantuni, diperhatikan dan diutamakan dari yang lainnya serta diberi kesenangan/kebahagiaan olehnya maka kita harus melaksanakan kewajiban kita pada orang tua, mengikuti perintahnya, menyayanginya dan membantunya dalam tugas-tugasnya jika diperlukan. Demikian pula halnya kepada Allah SWT, jika kita ingin diberikan kekayaan (jiwa) tanpa batas, kekayaan harta dalam hal yang wajar kita terima, kecukupan, kasih sayang serta kesuksesan/kebahagiaan hidup oleh-Nya maka kita harus rela mentaati-Nya, mematuhi perintah-Nya, melakukan hal-hal (kebaikan-kebaikan) yang disukai-Nya, menyayangi orang-orang yang disayangi-Nya serta ridha terhadap-Nya dan terhadap pembagianNya.

Allah SWT sebagai Penguasa tunggal bumi, alam semesta dan seisinya serta pencipta segalanya telah menetapkan hukumnya dengan hanya memberi kesuksesan/kebahagiaan/kebaikan dunia dan akhirat hanya bagi orang-orang yang taat dan ketetapan-Nya. Dia hanya akan memberikan kebaikan di dunia dan akhirat) hanya bagi orang-orang yang sepenuh hati (ikhlas) berbuat baik karena-Nya. Pertama, Yakin sepenuh hati pada janji-janji-Nya, bertaqwa dan bersabar karena-Nya. Dalam hadits Qudsiy dijelaskan bahwa Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Abu (berbuat) sesuai dengan prasangka hamba-Ku. (HR. Bukhari Muslim). Firman-Nya lagi “Katakanlah hal hamba-hambaku yang beriman (yakin dan percaya pada-KU) bertaqwalah kamu kepada Rabbmu, (karena) bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan diberikan kebaikan (kesejahteraan/kesuksesan/kebahagiaan)  dan bumi Allah SWT itu amat luas, sesungguhnya hanya bagi orang-orang yang sabar sajalah balasan mereka disempurnakan tanpa hisab. (QS. 39. Az-Zumar: 10).

Firman Allah yang keluar dari lisan Nabi Muhammad SAW (hadits Qudsiy) di atas menunjukkan bahwa Allah SWT selalu bersikap/berbuat/bertindak sesuai dengan keyakinan (sangkaan) seseorang pada-Nya. Jika seseorang tidak yakin bahwa Allah SWT akan menolong dan membahagiakannya, maka kuat kemungkinan Allah SWT tidak akan menolong dan membahagiakan-Nya dan jika seseorang tidak yakin akan janji-janji Allah SWT, maka Allah  SWT boleh  jadi tidak merealisasikan janji-Nya pada hamba-Nya itu sendiri. Itulah sebabnya iman yang sempurna itu tidak boleh diiringi dengan keraguan walau sekecil apapun. Iman yang benar adalah iman yang dapat membuat seseorang bersabar, tetap taat padanya serta Istiqamah  dalam kebaikan yang diperintahkan-Nya.

Di samping itu, dalam ayat kedua di atas Allah SWT membujuk hamba-hamba-Nya yang dalam kondisi lemah dan tertekan oleh kaum kafir Quraish (yang ingin berhijrah ke Madinah) dengan kata “Ya Ibadillazina amanu” (hai hamba-hamba-KU yang beriman/yakin pada-KU). Kata-kata ini sangat jarang diungkapkan oleh Allah SWT untuk memanggil manusia dalam Al-Qur’an. Allah lebih sering menggnakan kata Ya ayyuhallazina amanu, Ya ayyuhan nas dan seterusnya.Bujukan ini dibarengi dengan penanaman kekuatan iman dalam jiwa dengan lanjutan ayat; bertaqwalah kamu kepada Rabbmu, (karena) bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan diberikan kebaikan (kesejahteraan/kesuksesan/kebahagiaan) dan bumi Allah SWT itu amat luas, sesungguhnya hanya bagi orang-orang yang sabar sajalah balasan mereka disempurnakan tanpa hisab. Lanjutan ayat ini dengan kokoh meyakinkan orang beriman bahwa dengan tetap menjaga ketaqwaan (ketaatan) pada Allah SWT,  pastilah mereka diberikan kebaikan/kesuksesan/kebahagiaan dunia dan akhirat.

Allah juga menegaskan bumi-Nya itu sangat luas seolah-olah Dia berkata jangan takut hijrah ke Madinah mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya meskipun kamu harus meninggalkan keluargamu, harta kekayaan kamu, rumah-rumah kamu yang mewah, kenderaan kamu yang bagus dan indah karena bumi yang Allah SWT ciptakan itu masih luas. Dia yang menciptakannya, Dia juga yang mengaturnya, menentukan kehidupan seluruh makhluk di dalam serta membagi-bagi rezeki pada seluruh hamba-hamba/ciptaan-Nya. Itulah sebabnya Allah SWT menyebutkan di penghujung ayat ini: Sesungguhnya hanya bagi orang-orang yang sabar sajalah balasan mereka disempurnakan tanpa hisab. Ini bermakna hanya bagi orang-orang yang bersabar serta istiqamah mentaat-Nya dalam setiap kondisi/keadaan akan menemukan tujuan hidupnya, yakni kebahagiaan/kesuksesan/kebaikan/kemenangan dan kemenangan dunia dan akhirat.

Hal ini telah dibuktikan Allah SWT dengan hijrahnya Rasul dan orang-orang yang taqwa ke Madinah akhirnya membuahkan hasil yang gemilang, negara Madinah berdiri, masyarakat Muslim memperoleh kemenangan/kesuksesan/kedamaian/kemakmuran dan kebahagiaan di dunia, dan di akhirat Allah menjanjikan surga bagi mereka. Firman-Nya: Dan orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka memiliki derejat yang lebih agung di sisi Allah SWT… (QS. 9 At-Taubah: 20) dan firman-Nya: “Dan orang-orang awalin baik dari kaum Muhajirin (yang berhijrah ke Madinah) maupun kaum An-shor serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik maka Allah meridhai mereka dan merekapun ridha pada Allah menjanjikan surga bagi mereka. (QS. 9 At-Taubah: 100).

Kedua, Beriman dan bekerja keras (beramal shalih sebanyak mungkin). Sudah menjadi ketentuan Allah SWT (sunnah-Nya) bahwa setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan dan setiap keburukan pasti dibalas dengan keburukan yang sama. Hukum Allah ini telah berlaku sejak Nabi Adam A.s sampai akhir dunia, dan tidak akan berubah selamanya. Inilah yang menjadi ketetapan atau sunnah Allah SWT. Allah berfirman: Sungguh telah berlaku sunnah Allah (hukum Allah) maka berjalanlah kamu di muka bumi dan lihatlah bagaimana akibat (perbuatan) orang-orang mendustakan ayat-ayat-Nya. (QS. Al-Imran: 137) dan Firman-Nya: Kamu tidak akan menemui perubahan terhadap sunnah Allah SWT itu. (QS. 33 Al-Ahzab: 62).

Wallahu a’lam bishawab.

Salam,

Assatidz Daarul Qur’an

Ust. A. Rochimi