Blog Archives

Raja Zalim dan Raja Bijaksana

Rasulullah SAW pada suatu waktu pernah berkisah. Pada zaman sebelum kalian, pernah ada seorang raja yang amat dzalim.Hampir setiap orang pernah merasakan kezalimannya itu. Pada suatu ketika, raja zalim ini tertimpa penyakit yang sangat berat. Maka seluruh tabib yang ada pada kerajaan itu dikumpulkan. Dibawah ancaman pedang, mereka disuruh untuk menyembuhkannya. Namun sayangnya tidak ada satu tabib pun yang mampu menyembuhkannya.Hingga akhirnya ada seorang Rahib yang mengatakan bahwa penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan dengan memakan sejenis ikan tertentu, yang sayangnya saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke permukaan.

Betapa gembiranya raja mendengar kabar ini. Meskipun raja menyadari bahwa saat ini bukanlah musim ikan itu muncul kepermukaan namun disuruhnya juga semua orang untuk mencari ikan itu. Aneh bin ajaib…. walaupun belum musimnya, ternyata ikan itu sangatlah mudah ditemukan. Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu dari penyakitnya.

Di lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat terkenal kebijakannya. Ia sangat dicintai oleh rakyatnya. Pada suatu ketika, raja yang bijaksana itu jatuh sakit. Dan ternyata kesimpulan para tabib sama, yaitu obatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat ini sangat banyak terdapat di permukaan laut. Karena itu mereka sangat optimis rajanya akan segera pulih kembali.

Tapi apa yang terjadi? Ikan yang seharusnya banyak dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun yang nampak..! Walaupun pihak kerajaan telah mengirimkan para ahli selamnya, tetap saja ikan itu tidak berhasil diketemukan. Sehingga akhirnya raja yang bijaksana itu pun Meninggal Dunia…

Dikisahkan para malaikat pun kebingungan dengan kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan bertanya, “Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja yang zalim itu selamat;sementara pada waktu raja yang bijaksana itu sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut sehingga akhirnya raja yang baik itu meninggal?”Tuhan pun berfirman, “Wahai para malaikat-Ku, sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu kebaikan. Karena itu Aku balas kebaikannya itu, sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku, tidak ada lagi kebaikan sedikitpun yang dibawanya. Dan Aku akan tempatkan ia pada neraka yang paling bawah !Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah kepada-Ku, karena itu Aku hukum dia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikit pun dosa padanya, karena hukuman atas dosanya telah Kutunaikan seluruhnya di dunia!”

Semoga Bermanfaat…

Sebuah Doa Yang Baik

TAMIYA

Welcome to TAMIYA

Suatu ketika, beberapa anak mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah  siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan  setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah  peraturannya.
Ada seorang anak bernama Ahmad. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang  masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Ahmad lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.
Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 “pembalap” kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah
diantaranya.
Namun, sesaat sebelum mulai, Ahmad meminta waktu sebentar untuk berdoa. Matanya terpejam,  dengan tangan tang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, “Ya, aku siap!” Dor Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuatkuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. “Ayo..ayo… cepat..cepat, maju..maju”, begitu teriak mereka  Ahha…sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Ahmad lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Ahmad. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. “Alhamdulillah, terima kasih.”
Saat pembagian piala tiba. Ahmad maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Allah swt agar kamu menang, bukan?”. Ahmad terdiam. “Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Ahmad. Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Allah swt untuk menolongmu
mengalahkan saudaramu yang lain. “Aku, hanya bermohon pada Allah swt, supaya aku tak menangis, jika aku kalah.” Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.  Sumber : Aldakwah.org

Mengapa Kita Membaca AlQuran Meskipun Tidak Mengerti Satupun Artinya?

Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.

Suatu hari ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?

Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, memjawab pertanyaan sang cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “.

Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.

Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.

Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.

Sang kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu .”

Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ” Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam. {Dudung}

Benteng Terakhir Barshisha

Satu Hari Satu Ayat

Seribu satu cara untuk menggoda manusia. Itulah sumpah Iblis terlaknat dalam memburu anggota.  Pantang mundur sebelum menang, siapa pun dihadapi. Semakin teguh yang dibujuk rayu, semakin  canggih pula cara yang ditempuh. Dengan keuletan Iblis ini, jatuh pula Imam Barshisha, manusia
alim tiada tara.  Siapa Barshisha, seorang ulama yang dikisahkan bahwa selama 200 tahun hayatnya tidak pernah  berbuat maksiat, walau hanya sekejap. Diceritakan pula, berkat ibadah dan kealimannya, 9.000
muridnya bisa berjalan di atas bumi. Sampai-sampai malaikat pun kagum terhadap hamba Allah  yang satu ini.

Tetapi, apa kata Allah atas kekaguman malaikat kepada Barshisha, “Apa yang kamu herankan darinya ? Sesungguhnya aku lebih mengetahhui dari apa yang tidak pernah kamu ketahui. Dan,  sesungguhnya Barshisha dalam pengetahuanku,” kata Allah. Pada akhir hidupnya, Barshisha yang
terkenal alim itu, berbalik menjadi kafir dan masuk neraka selama-lamanya, hanya sebab minum  khamr (minuman keras). Mendengar perkataan Allah ini, Iblis merasa menemukan kunci kelemahan  Barshisha. Maka datanglah Iblis ke biara Barshisha dengan menyamar sebagai orang yang alim,
dengan mengenakan kain zuhudnya berupa kain tenun.
“Siapa engkau ini, dan apa maumu?” tanya Barshisha. “Aku adalah hamba Allah yang datang untuk  menolongmu, dalam rangka mengabdi dan menyembah Allah,” jawab Iblis.

Dengan hati yang tegar Barshisha berkata, “Siapa yang hendak mengabdi kepada Allah, cukuplah  Allah sendiri yang menolongnya dan bukan engkau.”
Kulihat mangsanya begitu tegar pendiriannya, Iblis melangkahkan jurusnya yang lain, selama tiga  hari tiga malam Iblis beribadah tanpa makan, minum, dan tidur.  Melihat tamunya beribadah dengan khusyu, hati Barshisha mulai goyah. Ia kagum atas kekhusyuan  tamunya yang terus-menerus beribadah kepada Allah tiga hari tiga malam tanpa makan, minum,  dan tidur.

Padahal, yang sealim ini tetap makan, minum, dan tidur bila beribadah kepada Allah.  Didorong rasa ingin tahu, Barshisha lalu bertanya kepada tamunya bagaimana dia bisa beribadah  semacam itu. Iblis mengatakan bahwa ia pernah berbuat dosa, sehingga apabila dia teringat dosanya
dia tidak bisa makan dan tidur.  “Bagaimana agar aku bisa beribadah seperti kamu ?” desak Barshisha yang mulai terpikat taktik  Iblis. Kemudian Iblis menyarankan agar sekali waktu Barshisha berbuat maksiat kepada Allah,
kemudian bertobat kepadanya. Dengan demikian Barshisha akan bisa merasakan kenikmatan beribadah setelah mengenang dosanya.
Kiat Iblis ini ternyata mampu menggoyahkan Barshisha. Dia bertanya kepada Iblis, “Apa yang  harus aku kerjakan ?”  “Berzina,” jawab Iblis.
“Tidak mungkin, aku tidak akan melakukan dosa besar itu,” bantah Barshisha.
Iblis berkata, “Jika tidak mau berzina, membunuh orang saja, atau minum khamr yang dosanya  lebih ringan.”  “Aku memilih minum khamr, tetapi di mana aku bisa mendapatkannya ?” sahut Barshisha.
“Pergilah ke desa ini,” ujar Iblis sambil menunjukkan nama desa yang dimaksud.  Atas saran Iblis, Barshisha pergi menuju desa yang dimaksud. Di sana dia bertemu dengan seorang  perempuan cantik yang berjualan khamr. Ia langsung membelinya dan langsung meneguknya.
Karena tidak terbiasa, maka Barshisha langsung mabuk hingga kehilangan kontrol. Kemudian  dengan nafsunya, ia memaksa perempuan penjual khamr itu untuk diajak berzina. Malangnya, saat  dia memperkosa perempuan tersebut, ia kepergok suaminya, maka dipukullah dia hingga hampir
mati.  Saat korbannya dalam kepayahan, Iblis yang menyamar sebagai seorang alim itu berubah menjadi manusia biasa. Ia melaporkan peristiwa itu ke pengadilan dengan Barshisha sebagai terdakwa Oleh  pengadilan Barshisha dijatuhi hukuman cambuk 80 kali, sebagai hukuman minum khamr  Ditambah
cambukan 100 kali atas hukuman zina, dan hakim memutuskan Barshisha dihukum gantung sebagai ganti darah.
Saat Barshisha digantung itu, Iblis datang menghampirinya dan berkata, “Bagaimana keadaanmu  Barshisha ?”
Barshisha menjawab, “Siapa yang mengikuti orang jahat, inilah akibatnya,” jawab Barshisha.  Iblis berkata, “Aku sudah berupaya 200 tahun menggodamu sampai berhasil hari ini engkau
digantung. Jika engkau ingin turun, aku dapat menolongmu tetapi ada syaratnya. Sujudlah  kepadaku,” ujar Iblis yang masih berupaya menjebloskan mangsanya Barshisha, yang sudah kehilangan benteng imannya berkata, “Bagaimana aku dapat bersujud
kepadamu sedang tubuhku berada dalam gantungan ?” “Tidak perlu cukup engkau bersujud dan  beriman dalam hati kepadaku,” kata Iblis menegaskan. Maka, bersujudlah Barshisha dalam hatinya  menuruti saran Iblis. Matilah ia dalam kekafiran menyembah Iblis.

Ya rabb lindungi kami dari bisikan syaitan..dan jadikan kami husnul hotimah.. amin….

[Sumber : Buku 1001 Kisah-Kisah Nyata]

Tradisi Yang Hilang

Beberapa dekade yg silam,umat Islam memiliki tradisi Qur’an Itulah harta yg tak ternilai, yaitu sebuah tradisi yg indah,Dimulai diwaktu magrhib dimana anak2,orangtua,para pemuda shalat berjamaah,mengaji dimasjid, suaranya terdengar mengalun mengisi heningnya malam2,Qur’an sbg cahaya,walaupun penerapannya blm menyeluruh, namun sbagian keberkahan-Nya bs menerangi kegelapan.

Kegiatan yg diakhiri Isya berjamaah di masjid, Rahmat-Nya pun terasa turun diberbagai penjuru Tanah air di masa itu. Dahulu sangat langka manusia2 di masyarakat yg sakit jiwa, Qur’an menjaga dada2 mereka, diseluruh tanah air saat itu hampir tiada berita anak membunuh orang tuanya, aborsi, frustasi dsb.Dan kini masa itu, tinggal cerita,perlahan Qur’an ditinggalkan, diacuhkan dan tergantikan dgn kegiatan2 yg melalaikan, padahal itulah tradisi kita, tradisi Islam, Tradisi Shalihin,Nabi2 dan Rosul

Dzikir Membaca Al Qur’an, yang membuat Allah bangga didepan para Malaikat-Nya, Itu identitas kita sbg Umat Rosulullah SAW. Masihkah hati kita cinta dgn Al Qur’an yang diperjuangkan oleh Nabi Muhammad SAW dibawah tetesan darah dan air matanya beliau?. Masihkah ada cinta Allah dan Rosul-Nya dihati?,Lalu diManakah kecemburuan itu?.

Jangan kita biarkan tradisi Qur’an lenyap, jangan kita biarkan tradisi itu di rampas oleh siapapun dan oleh apapun, Allahuakbar, tegakah kita membiarkan tradisi Qur’an yg indah ini diambil alih oleh tontonan2 yg jauh dr tuntunan?, sampai hatikah kita melihat harta yg sangat berharga itu lenyap ditengah2 umat Islam, yaitu bersama membaca Al Qur’an dmasjid2,setiap hari. Kitalah pembela2 Agama Allah, marilah kita mulai hidupkan tradisi Qur’an, sepenuh hati. Jika benar dihati ini msh ada cinta Qur’an, mari tebarkan tradisi dan pesan ini {Satu Hari Satu Ayat}

Al qur`an Tidak Lagi Menarik Buat Kita?

Saya ceritakan sepenggal kisah tentang ‘Umar untuk mengukur diri saya dan diri Jamaah sekalian akan al Qur’an. Seberapa al Qur’an sudah menggetarkan hati kita? Sudah seberapa al Qur’an mengantarkan kita untuk menjadi pejuang Islam sejati? Seberapa al Qur’an membuat kita menjadi orang2 yang takut tunduk dan patuh terhadap Allah, dan cinta kepada Rasulullah? Jangan-jangan, al Qur’annya sendiri sudah jauh dari kehidupan qt. Al Qur’an tidak lagi qt baca. Kecuali sedang susah, sedang diliputi kesedihan, hidup dalam keadaan masalah, atau…

Sbb datangnya bulan suci Ramadhan. Ada lagi sebahagian kita yang memegang al Qur’an hanya sekian kali dalam hidupnya. Salah satunya, adlh ketika al Qur’an mnjadi mahar dalam perkawinannya. Masya Allah, astaghfirullah. Jamaah yang dirahmati Allah. Cobalah koreksi lagi bgm sikap qt terhadap al Qur’an? Apakah ia senantiasa dibaca, dihafal, dan diamalkan sedikit demi sedikit? Apakah al Qur’an sdh kita muliakan sbagaimana mestinya? Subhaanallaah, saya mlihat, dalam keseharian qt, bnyk yang menyepelekan al Qur’an. Al Qur’an ditaroh di atas kulkas.

Ada yang menaruh di atas TV, sementara TV itu menyiarkan tayangan-tanyangan yang mempersekutukan Allah, dan seks bebas. Ada yang menaruh di bawah komik Harry Potter! Seakan lbh mulia tuh novel ketimbang al Qur’an. Ada yang sdh lusuh. Bkn lusuh sbb dibaca. tapi lusuh sebab ga pernah dibrsihkan dan diurus.

Ya Allah, ampunilah kami-kami ini yang sdh menghinakan al Qur’an tanpa sengaja.

Jamaah yang dirahmati Allah, mari sama mendekatkan diri lagi kepada al Qur’an.

Mulailah memuliakan al Qur’an. Dan bacalah, hingga ia memenuhi hati….

Saya juga kayanya termasuk orang yg belum memuliakan alqur’an tapi ayo deh kita bareng belajar muliain alqur’an sebab klo ga kita sapa lagi cuy… minimal baca “satu hari satu ayat” semoga kita semua bisa, amin…

Fenomena Awan Aneh DI Cimahi

Pagi-pagi dari rumah tadi ga sempet sarapan sampe kantor belok dulu deh ke kantin nyari cemilan buat nahan perut sampe nanti jam istirahat, balik dari kantin sebelah timur kantor ada penampakan awan yg aneh sih menurut saya mau disebut bekas kapal jet masa iya cuma sepotong  trus bagian bawahnya itu spiral aneh??? ini photo-photonya cekidot apa pendapat anda ?? silahkan coment aja ok..

“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih…..”

(Qs An nuur: 43)

Bangsa Musnah (KAUM NABI LUTH 1)

Kaum Luth-pun telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya) Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur,Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu.

(QS Al Qamar 33-36 )

 

Nabi Luth hidup satu masa dengan Ibrahim. Luth diutus sebagai seorang pembawa risalah kepada salah satu kelompok masyarakat yang hidup berdekatan dengan kaum Nabi Ibrahim. Kaum ini, sebagaimana diriwayatkan dalam Al Qur’an mengerjakan perbuatan yang menyimpang yang kemudian dikenal luas sebagai perilaku sodomi. Dikala Luth menyerukan kepada mereka untuk menghentikan penyimpangan tersebut diserukan kepada mereka peringatan dari Allah, maka mereka mengingkarinya, menolak kenabian Lut dan meneruskan penyimpangan perilaku mereka. Pada akhirnya kaum ini dihancurkan/dilulhlantakkan dengan bencana yang mengerikan.
Kota dimana dahulu Nabi Luth berdiam, dalam Perjanjian Lama dihubungkan dengan kota Sodom, Berada disebelah Utara laut Merah, masyarakat ini diketahui telah dihancurkan sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an. Penelitian arkeologis mengungkapkan bahwa kota tersebut berada diwilayah Laut Mati yang terbentang memanjang diantara perbatasan Israel- Jordania.

Sebelum mencermati sisa-sisa dari bencana ini, marilah kita lihat mengapa kaum Luth dihukum dengan cara seperti ini. Al Qur’an menceritakan bagaimana Luth memperingatkan kaumnya dan apa jawab mereka :

” Kaum Luth telah mendustakan rasul-nya, ketika saudara mereka Luth, berkata kepada mereka ” Mengapa kamu tiidak bertaqwa?”. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan ( yang diutus ) kepadamu, maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki diantara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka menjawab ” Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang yang diusir”. Luth berkata ” Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu “. ( QS Asy-Syu”ara” 160-168 ).

Kaum Nabi Lut justeru mengancamnya sebagai jawaban atas ajakannya ke jalan yang benar. Kaumnya membenci Luth karena menunjukkan mereka ke jalan yang benar, dan membuang/menyingkirkkannya dan orang-orang yang beriman kepadanya. Dalam ayat lain, kejadian ini dikisahkan sebagai berikut :

” Dan ( Kami juga telah mengutus ) Luth ( kepada kaumnya ). (Ingatlah ) tatkala dia berkata kepada mereka :” Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (didunia ini) sebelummu?”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu ( kepada mereka), bukanka kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan :” Usirlah merkea ( Lut dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri .”(QS Al A’raaf 80-82).

Luth menyeru kaumnya kepada sebuah kebenaran yang begitu nyara dan memperingatkan mereka dengan tegas, namun kaumnya sama sekali tidak mengindahkan berbagai peringatan dan bahkan meneruskan penolakannya terhadap Luth dan mengingkari azab yang telah dikatakan kepada mereka :

” Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya :”Sesungguhnnyya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang sebelumnya belum pernah dikerjaka oleh seorangpun dari umat-umat seblum kamu”. Apakah sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki,menyamun dan mengerjakan kemungkaran ditempat-tempat pertemuannmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan : ” Datangkanlah kepada kami azab Allh, jika kamu termasuk orang-oranng yang benar”.( QS Al Ankabut 28-29).

Menerima jawaban seperti tersebut diatas dari kaumnya Luth meminta pertolongan kepada Allah : ” Ia berkata : Ya Tuhanku, tolonglah aku ( dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu ” (QS Al-Ankabut 30)”.

” Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari ( akibat) perbuatan yang mereka kerjakan” ( QS Asy Syu’ara’169).

Atas doa Luth tersebut, Allah mengrimkan dua malaikat yang menjelma dalam wujud manusia. Para malaikat ini mengunjungi Ibrahim sebelum mendatangi Luth, membawa kabar gembira kepada Ibrahim bahwa isterinya akan melahirkan seorang jabang bayi, malaikat pembawa pesan menerangkan alasan pengiriman mereka; bahwa kaum Luth yang angkara akan dihancurkan :
“Ibrahim bertanya; ‘Apakah urusanmu hai para utusan?’. Mereka menjawab;”Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereja batu-batu dari tanah yang (batu belerang), yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk ( membinasakan ) orang-orang yang melampaui batas. ( QS Adz -Dzaariyaat: 31-34).

“Kecuali Lut beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanyua, kecuali istrinya, Kami telah telah menentukan bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya )”. ( QS Al Hijr 59-60).

Setelah meningalkan Ibrahim, para malaikat yang dikirim sebagai utusan pembawa pesan, kemudian mendatangi Luth. Adapun Luth yang belum pernah ditemui sang pembawa pesan, pada waktu pertama kalinya merasa khawatir namun selanjutnya merasa tenang setelah berbicara dengan mereka ;

Ia berkata:” Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal”. Para utusan menjawab :” Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan “. Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang yang benar. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu”. Dan Kami telah wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis diwaktu subuh. ( QS Al Hijr 62-66).

Sementara itu, kaum Lut telah mengetahui bahwa Luth kedatangnan tamu. Mereka tidak ragu-ragu untuk menadatangi tamu-tamu tersebut secara menentang sebagaimana mereka sebelumnya telah mendatangi tamu yang lain. Mereka mengepung rumah Luth. Merasa khawatir atas keselamatan tamunya, Luth berbicara kepada kaumnya :

” Luth berkata : ” Sesungguhnyua mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu ( kepadaku ), dan bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina”. ( QS Al Hijr 68-69)

Kaum Lut menjawab dengan pedas ;

Mereka berkata :” Dan bukankah kami telah melarangmu dari ( melindungi) manusia”. Merasa bahwa Ia dan tamunya akan mendapatkan perlakuan yang keji, Lut berkata : ” Seandainya aku ada mempunyai kekuatan ( untuk menolakmu ) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat ( tentu akan aku lakukan ) (QS Al Hud 80 ). Tamunya mengingatkannya bahwa sesungguhnya mereka adalah pembawa pesan dari Alllah dan mereka berkata ;” Para utusan (malaikat ) berkata : ” hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun diantara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatihnya azab kepada mereka ialah diwakti subuh; bukankah subuh itu sudah dekat ?”. ( QS Hud 81).

Ketika penentangan warga kota mencapai tingkat kebencian yang memuncak, Allah menyelamatkan Lut dengan perantaraan malaikat. Di pagi hari, kaumnya dihancurleburkan dengan bencana yang sebelumnya telah diberitahukan oleh Luth.

” Dan sesunguhnya mereka telah membujuknya ( agar menyerahkan ) tamunya (kepada mereka ), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal ( QS Al-Qamar 37-38).

Ayat yang menerangkan pengnhancuran dari kaum ini adalah sebagai berikut :

” Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik kebawah dan Kami hujani mereja dengan batu belerang yang keras . Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda ( kebesaran Kami ) bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak dijalan yang masih tetap ( dilalui manusia). ( QS Al Hijr 73-76).

” Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri Kaum Luth itu yang atas ke bawah ( Kami balikkan ), dan Kami hujani mereka dengan (batu belerang ) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. (QS Hud 82-83).

” Kemudian Kami binasakan yang lain, Dan Kami hujani mereka dengan hujan ( batu belerang) maka amat kejamlah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman, Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. ( QS Asy Syu’araa: 172-175).

Ketika kaum tersebut dihancurkan, hanya Lut dan pengikutnya yang hanya berjumlah tidak lebih dari “sebuah keluarga”. Adapaun istri Luth sendiri yang juga tidak percaya ,ia juga dihancurkan.

” Dan ( Kami juga yang telah mengutus ) Luth ( kepada kaumnya), (Ingatlah) tatkala dia bnerkata kepada mereka :” Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun ( didunia ini ) sebelumnya?’. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu ( kepada mereka ), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan :” Usirlah mereka ( Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri”. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan ). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu belerang), maka perhatikanlahbagaimana kesudahan orang-orang yang memperturutkan dirinya dengan dosa dan kejahaan itu.( QS Al-Araf: 80-84).

Demikianlah maka, Nabi Luth diselamatkan bersama dengan para pengikut dan keluarganya, namun tidak demikian halnya dengan istrinya. Sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Lama, ia (Luth) berindah dan menetap bersama Ibrahim. Adapun terhadap kaum yang sesat mereka dihancurkan dan tempat tinggal mereka diratakan dengan tanah. bersambung…

{harun yahya}

Gunung Berjalan

 

al-adibah.blogspot.com

Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Qur’an, 27:88)

Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.

Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.

Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:

Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)

Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an. {Harun Yahya}